Selasa, 09 Maret 2010

LOMBA SUMPIT TRADISIONAL DAN PASAR WISATA SE KALIMANTAN DI KABUPATEN PASER

Tanah Grogot, TRIBUN. Untuk mempromosikan objek wisata di Kabupaten Paser dan mendukung tahun kunjungan wisata Kaltim, Pemkab Paser melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Minggu (7/03/2010) menggelar lomba sumpit tradisional di arena Promosi Putri Petung Tanah Grogot.

Peserta yang ikut lomba, yakni dari Provinsi Kalbar, Kalsel dan Kaltim. Untuk Kaltim semua Kabupaten kota ikut, keculai Kabupaten Kutai Kartanegara.

Lomba sumpit tradisional ini dilaksanakan dari tanggal 7 - 9 Maret 2010, dengan dua cabang lomba yang dipertandingkan, yakni berdiri dan jongkok. Lomba sumpit tradisional ini juga didampingi acara pameran atau expo produk unggulan Kabupaten Kota yang menjadi peserta lomba.

Acara pembukaan Lomba Sumpit Tradisional dan Pasar Wisata se Kalimantan yang dibuka oleh Gubernur Kaltim Awang Faruk Ishak dalam kata sambutannya dibacakan wakil Bupati Paser, bahwa evet ini sebagai tindak lanjut Pemprov Kaltim akan menggelar event yang sama di ajang Sukan Borneo 2011.

Sabtu, 06 Maret 2010

Masyarakat Paser

Asal Muasal Masyarakat Paser


Peninggalan budaya masa lampau yang ditemukan di wilayah Kabupaten Paser seperti Gua Tengkorak dan Gua Loyang, sisa-sisa pemukiman di Lempesu dan istana Kerajaan Paser Belengkong, menunjukkan kepada kita tentang adanya suatu perjalanan masyarakat Paser sejak jaman prasejarah hingga jaman Islam. Perjalanan dan perkembangan masyarakat Paser sangat didukung oleh kondisi lingkungan dan geografis seperti keberadaan Sungai Kendilo yang merupakan sumber kehidupan dan urat nadi transportasi masyarakat Paser sejak masa prasejarah hingga kini.

Diawali sejak masa prasejarah, yaitu bersamaan dengan datangnya para imigran penutur bahasa Austronesia yang berlangsung kira-kira 2000 tahun sebelum masehi. Para penutur bahasa Austronesia ini persebarannya meliputi Taiwan atau Formusa di sebelah Utara hingga New Zealand di Selatan dan antara Madagskar di sebelah Barat hingga pulau Paskah atau Easter di bagian Timur.

Penduduk asli Kalimantan yang sekarang tersebar di wilayah tersebut adalah para imigran yang datang dari Daratan Asia. Dengan kemampuan dan pengetahuan pelayaran yang dimiliki, mereka mampu menyebarangi selat dan lautan hingga mencapai wilayanh Asia Tenggara dan Kepulauan Fasifik.

Dengan adanya hubungan masyarakat pendatang yang intensif, maka muncullah penguasa yang telah memeluk Islam dan memindahkan kerajaan dari Lempesu ke Paser Belengkong.

(Sejarah Masyarakat Paser, Hasil Penelitian LAP - UNLAM, 2005)

Profil Antropologis Masyarakat Paser

Penduduk asli yang merupakan masyarakat awal mendiami wilayah Kabupaten Paser adalah kelompok masyarakat yang dikenal sebagai orang Paser atau masyarakat Paser. Mereka secara turun temurun sebagai penduduk awal wilayah kabupaten Paser. Ada beberapa jenis atau anak suku yang dikenal asli sebagai masyarakat rumpun awal yang hingga kini masih ada generasinya sebagai bagian masyarakat Kabupaten Paser. Menurut M. Irfan Iqbal (2001) dan H.M. Yusuf (2004), bahwa nama Paser ditunjukkan untuk nama Daerah Kabupaten, sebut saja Kabupetn Paser, sedangkan nama Paser = nama suku pribumi yang mendiami Daerah Kabupaten Paser. Beberapa jenis atau anak suku yang merupakan warga dan keluarga masyarakat Paser penduduk asli antara lain : 1) Paser Pematang, 2) Paser Adang, 3) Paser Migi, 4) Paser Balik, 5) Paser Lusan, 6) Paser Labaei, 7) Paser Tajur, 8) Paser Laburan, 9) Paser Semuntaei, 10) Paser Kodang, 11) Paser Telakei, 12) Paser Lembayut dan 13) Paser Bura Mato.

Berdasarkan rumpun penyebarannya di Kabupaten Paser, beberapa anak suku asli masyarakat Paser diantaranya : Pertama masyarakat Pematang daerah asal dan penyebarannya adalah di wilayah Tanah Grogot dan Pasir Belengkong. Kedua Paser Adang wilayah penyebarannya adalah di daerah selatan Long Kali dan bagian utara Long Ikis, termasuk perbatasan utara wilayah Kuaro, Ketiga Paser Migi daerah penyebarannya dan kebanyakan mendiami wilayah Kuaro barat hingga Batu Kajang, Keempat masyarakat Paser Balik menyebar di daerah utara Long Kali terus ke Babulu hingga Waru, Sepaku terus ke utara ke Balikpapan. Kelima masyarakat Paser Tajur menyebar di Barat Daya Long Ikis, Timur laut Kuaro dan Wilayah Muara Samu. Sedangkan Kenam masyarakat Paser Lembayut menempati wilayah selatan Muara Komam dan bagian barat laut Batu Sopang sedangkan masyarakat Buro Mato mendiami wilayah timur laut Batu Sopang dan bagian tenggara Muara Komam.

Dengan demikian cukup banyak perbendaharaan suku dan sub suku masyarakat Paser di Kabupaten Paser di masa lampau yang merupakan cikal bakal pemersatu masyarakat Paser.

Setiap anak suku memiliki bahasa masing-masing sehingga antar anak suku berbeda bahasanya , tetapi secara umum berdasarkan proses waktu bahwa bahasa Paser Pematang atau Masyarakat Paser Pematang dapat dipakai sebagai bahasa pengantar semua sub etnis yang ada. Boleh dikatakan bahasa orang Paser Pematang sebagai bahasa ibu dan bahasa pemersatu masyarakat Kabupaten Paser yang digunakan sehari-hari dan dimengerti oleh semua anak suku yang ada (Sejarah Masyarakat Paser, Hasil Penelitian LAP - UNLAM, 2005).

Masyarakat Paser

Asal Muasal Masyarakat Paser


Peninggalan budaya masa lampau yang ditemukan di wilayah Kabupaten Paser seperti Gua Tengkorak dan Gua Loyang, sisa-sisa pemukiman di Lempesu dan istana Kerajaan Paser Belengkong, menunjukkan kepada kita tentang adanya suatu perjalanan masyarakat Paser sejak jaman prasejarah hingga jaman Islam. Perjalanan dan perkembangan masyarakat Paser sangat didukung oleh kondisi lingkungan dan geografis seperti keberadaan Sungai Kendilo yang merupakan sumber kehidupan dan urat nadi transportasi masyarakat Paser sejak masa prasejarah hingga kini.

Diawali sejak masa prasejarah, yaitu bersamaan dengan datangnya para imigran penutur bahasa Austronesia yang berlangsung kira-kira 2000 tahun sebelum masehi. Para penutur bahasa Austronesia ini persebarannya meliputi Taiwan atau Formusa di sebelah Utara hingga New Zealand di Selatan dan antara Madagskar di sebelah Barat hingga pulau Paskah atau Easter di bagian Timur.

Penduduk asli Kalimantan yang sekarang tersebar di wilayah tersebut adalah para imigran yang datang dari Daratan Asia. Dengan kemampuan dan pengetahuan pelayaran yang dimiliki, mereka mampu menyebarangi selat dan lautan hingga mencapai wilayanh Asia Tenggara dan Kepulauan Fasifik.

Dengan adanya hubungan masyarakat pendatang yang intensif, maka muncullah penguasa yang telah memeluk Islam dan memindahkan kerajaan dari Lempesu ke Paser Belengkong.

(Sejarah Masyarakat Paser, Hasil Penelitian LAP - UNLAM, 2005)

Profil Antropologis Masyarakat Paser

Penduduk asli yang merupakan masyarakat awal mendiami wilayah Kabupaten Paser adalah kelompok masyarakat yang dikenal sebagai orang Paser atau masyarakat Paser. Mereka secara turun temurun sebagai penduduk awal wilayah kabupaten Paser. Ada beberapa jenis atau anak suku yang dikenal asli sebagai masyarakat rumpun awal yang hingga kini masih ada generasinya sebagai bagian masyarakat Kabupaten Paser. Menurut M. Irfan Iqbal (2001) dan H.M. Yusuf (2004), bahwa nama Paser ditunjukkan untuk nama Daerah Kabupaten, sebut saja Kabupetn Paser, sedangkan nama Paser = nama suku pribumi yang mendiami Daerah Kabupaten Paser. Beberapa jenis atau anak suku yang merupakan warga dan keluarga masyarakat Paser penduduk asli antara lain : 1) Paser Pematang, 2) Paser Adang, 3) Paser Migi, 4) Paser Balik, 5) Paser Lusan, 6) Paser Labaei, 7) Paser Tajur, 8) Paser Laburan, 9) Paser Semuntaei, 10) Paser Kodang, 11) Paser Telakei, 12) Paser Lembayut dan 13) Paser Bura Mato.

Berdasarkan rumpun penyebarannya di Kabupaten Paser, beberapa anak suku asli masyarakat Paser diantaranya : Pertama masyarakat Pematang daerah asal dan penyebarannya adalah di wilayah Tanah Grogot dan Pasir Belengkong. Kedua Paser Adang wilayah penyebarannya adalah di daerah selatan Long Kali dan bagian utara Long Ikis, termasuk perbatasan utara wilayah Kuaro, Ketiga Paser Migi daerah penyebarannya dan kebanyakan mendiami wilayah Kuaro barat hingga Batu Kajang, Keempat masyarakat Paser Balik menyebar di daerah utara Long Kali terus ke Babulu hingga Waru, Sepaku terus ke utara ke Balikpapan. Kelima masyarakat Paser Tajur menyebar di Barat Daya Long Ikis, Timur laut Kuaro dan Wilayah Muara Samu. Sedangkan Kenam masyarakat Paser Lembayut menempati wilayah selatan Muara Komam dan bagian barat laut Batu Sopang sedangkan masyarakat Buro Mato mendiami wilayah timur laut Batu Sopang dan bagian tenggara Muara Komam.

Dengan demikian cukup banyak perbendaharaan suku dan sub suku masyarakat Paser di Kabupaten Paser di masa lampau yang merupakan cikal bakal pemersatu masyarakat Paser.

Setiap anak suku memiliki bahasa masing-masing sehingga antar anak suku berbeda bahasanya , tetapi secara umum berdasarkan proses waktu bahwa bahasa Paser Pematang atau Masyarakat Paser Pematang dapat dipakai sebagai bahasa pengantar semua sub etnis yang ada. Boleh dikatakan bahasa orang Paser Pematang sebagai bahasa ibu dan bahasa pemersatu masyarakat Kabupaten Paser yang digunakan sehari-hari dan dimengerti oleh semua anak suku yang ada (Sejarah Masyarakat Paser, Hasil Penelitian LAP - UNLAM, 2005).